Minggu, 24 Maret 2013

UTS - Ujian Tidak Serius


Kalau ada yang tidak aku mengerti, mungkin kamu harus menjelaskannya dengan cara yang lebih sederhana supaya aku tidak terus menerka-nerka dan membuatmu pergi begitu saja.

Universitas Kehidupan


Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR
Jika setiap doa kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR.

Seorang yang dekat dengan Tuhan, bukan berarti tidak ada air mata
Seorang yang taat pada Tuhan, bukan berarti tidak ada kekurangan
Seorang yang tekun berdoa, bukan berarti tidak ada masa sulit
Biarlah Tuhan yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena Dia tahu yang tepat untuk memberikan yang terbaik.

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN
Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN
Ketika hatimu terluka sangat dalam, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN.

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN
Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN
Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAHAN HATI.

Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN

TUHAN menaruhmu di “tempatmu” yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”
Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN dan AIR MATA.



"Sepatu Dahlan Iskan"


Minggu, 24 Februari 2013


Everybody wants happiness. Nobody wants pain. But you can't have a rainbow without a little rain.

Sabtu, 26 Januari 2013


Jika ada pertanyaan yang saya jawab dengan diam, besar kemungkinan itu saya lakukan karena tidak mau menunjukkan jawaban yang lebih tidak menyenangkan. Seringkali saya ingin mengatakan kepada orang untuk memilih diam daripada mempertanyakan hal-hal yang tidak perlu dia ketahui.

Selasa, 21 Juni 2011

Semua Terjadi Karena Suatu Alasan

Tidak semua yang kita inginkan itu baik bagi kita, Tuhan tahu apa yang terbaik bagi kita.

Semua dimulai dari impianku. Aku ingin menjadi astronot. Aku ingin terbang ke luar angkasa. Tetapi aku tidak memiliki sesuatu yang tepat. Aku tidak memiliki gelar. Dan aku bukan seorang pilot. Namun, sesuatu pun terjadilah. Gedung putih mengumumkan mencari warga biasa untuk ikut dalam penerbangan 51-L pesawat ulang-alik Challanger. Dan warga itu adalah seorang guru. Aku warga biasa, dan aku seorang guru. Hari itu juga aku mengirimkan surat lamaran ke Washington. Setiap hari aku berlari ke kotak pos.

Akhirnya datanglah amplop resmi berlogo NASA. Doaku terkabulkan !
Aku lolos penyisihan pertama. Ini benar-benar terjadi padaku. Selama beberapa minggu berikutnya, perwujudan impianku semakin dekat saat NASA mengadakan test fisik dan mental. Begitu test selesai, aku menunggu dan berdoa lagi. Aku tahu aku semakin dekat pada impianku. Beberapa waktu kemudian, aku menerima panggilan untuk mengikuti program latihan astronot khusus di Kennedy Space Center.

Dari 43.000 pelamar, kemudian 10.000 orang, dan kini aku menjadi bagian dari 100 orang yang berkumpul untuk penilaian akhir. Ada simulator, uji klaustrofobi, latihan ketangkasan, percobaan mabuk udara. Siapakah di antara kami yang bisa melewati ujian akhir ini ?

Tuhan, biarlah diriku yang terpilih. begitu aku berdoa.
Lalu tibalah berita yang menghancurkan itu. NASA memilih Christina McAufliffe.

Aku kalah.
Impian hidupku hancur. Aku mengalami depresi. Rasa percaya diriku lenyap, dan amarah menggantikan kebahagiaanku. Aku mempertanyakan semuanya.

Kenapa Tuhan?
Kenapa bukan aku?
Bagian diriku yang mana yang kurang?
Mengapa aku diperlakukan kejam?
Aku berpaling pada ayahku.

Katanya, "Semua terjadi karena suatu alasan."

Selasa, 28 Januari 1986. aku berkumpul bersama teman-teman untuk melihat peluncuran Challanger. Saat pesawat itu melewati menara landasan pacu, aku menantang impianku untuk terakhir kali.
Tuhan, aku bersedia melakukan apa saja agar berada di dalam pesawat itu. Kenapa bukan aku?
Tujuh puluh tiga detik kemudian, Tuhan menjawab semua pertanyaanku dan menghapus semua keraguanku saat Challanger meledak, dan menewaskan semua penumpang.

Aku teringat kata-kata ayahku.
Aku tidak terpilih dalam penerbangan itu, walaupun aku sangat menginginkannya karena Tuhan memiliki alasan lain untuk kehadiranku di bumi ini. Aku memiliki misi lain dalam hidup. Aku tidak kalah; aku seorang pemenang.

Aku menang karena aku telah kalah. Aku, Frank Slazak, masih hidup untuk bersyukur pada Tuhan karena tidak semua doaku dikabulkan.


--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------


Terkadang memang kita terlalu terpaku pada hal-hal yang kita obsesikan, dan menganggap kegagalan adalah akhir dari semuanya. Saya sendiri pernah merasakan hal seperti itu. Ketika mimpi besar dengan perjuangan keras harus sia-sia. Tapi percayalah kalau, tidak ada perjuangan yang sia-sia dan setiap yang terjadi dalam hidup kita adalah magis :)

Mungkin kegagalan adalah moment untuk menarik nafas panjang, sebelum bersiap berlari kembali mengejar mimpi. Atau mungkin, kegagalan itu justru memberikan makna kesuksesan lain. Karena tak ada orang sukses yang tak pernah gagal.